Jadi Proyek Mangkrak, Jembatan Perawang Ditinggal Kabur Oleh Kontraktor dan Pekerja, Ada Apa ?

Jadi Proyek Mangkrak, Jembatan Perawang Ditinggal Kabur Oleh Kontraktor dan Pekerja, Ada Apa ?

TABLOIDTIRAI.COM - Pembangunan Jembatan Perawang di Kecamatan Tasik Putripuyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, terhenti setelah kontraktor pelaksana, PT Nindya Cakti Karya Utama, meninggalkan lokasi proyek pada Desember 2024. Dengan anggaran sebesar Rp36,7 miliar dari APBD Provinsi Riau 2024, proyek ini awalnya dijadwalkan selesai pada tahun ini namun kini menyisakan tiang pancang dan material yang terbengkalai.

Jembatan yang diharapkan menjadi penghubung utama antara Desa Bandul, Desa Selat Akar, dan wilayah lainnya kini menjadi masalah besar bagi warga. Dengan mangkraknya proyek, masyarakat terpaksa menggunakan kapal untuk menyeberang, yang memakan biaya dan waktu lebih banyak.

Camat Tasik Putripuyu, Zainal, mengungkapkan kekecewaannya terhadap penghentian proyek ini. "Para pekerja meninggalkan lokasi tanpa pemberitahuan, dan camp pekerja kini kosong. Ini sangat merugikan warga," ujarnya. Informasi yang diperoleh menyebutkan kontraktor gagal memenuhi syarat kontrak, sehingga kontrak mereka diputuskan.

Pemerintah Provinsi Riau, khususnya Dinas PUPR-PKPP, belum memberikan keterangan resmi terkait penghentian proyek ini. Upaya wartawan untuk menghubungi Kepala Dinas PUPR-PKPP M. Arief Setiawan dan Kepala Bidang Bina Marga Teza Darsa tidak membuahkan hasil.

Proyek ini sebelumnya menjadi prioritas setelah jembatan lama ambruk pada Agustus 2023 akibat kerusakan struktural. Meski pemerintah menjanjikan pembangunan ulang, warga kini kembali dirugikan oleh penundaan yang terjadi.

Rencananya, proyek ini akan dilelang ulang pada tahun anggaran 2025. Masyarakat berharap pemerintah bertindak cepat agar pembangunan jembatan dapat segera dilanjutkan dan kebutuhan akses vital masyarakat dapat terpenuhi. (*)

#Jembatan Perawang #Proyek Mangkrak